Jumat, 21 Oktober 2016

Menyingkap dan Mendalami Indonesian South Sea Pearls (ISSP)



Pernah kenal istilah Indonesian South Sea Pearls? Istilah ini memang jarang terdengar apalagi terungkap didepan publik lantaran menggunakan bahasa inggris. Namun begitu sebenarnya Indonesian South Sea Pearl atau lebih sering disingkat sebagai ISSP itu ternyata adalah sebuah istilah untuk menyebutkan mutiara dari laut selatan Indonesia.

Singkatnya, itu adalah sebutan untuk mutiara selatan asal Indonesia. Mungkin bagi Anda yang belum pernah mengenal istilah ISSP bakal enggak menyangka kalau mutiara asal negara kita adalah yang terbaik didunia. Sejujurnya, hal tersebut tidaklah mengherankan mengingat mutiara yang berasal dari Indonesia ini memiliki kualitas tinggi dan terbaik dari negara lain didunia.

Mutiara laut selatan (Indonesian South Sea Pearl) berasal dari Pinctada Maxima, yaitu spesies tiram mutiara terbesar didunia. Spesies tiram ini memiliki dua varietas berbeda; tiram berbibir putih dan tiram berbibir emas. Pinctada Maxima menghasilkan mutiara laut selatan dengan warna yang bervariasi, mulai dari putih, silver, merah muda, emas, krim dan kombinasi warna-warna dasar. Mutiara laut selatan (ISSP) adalah jenis mutiara paling besar, langka dan berharga didunia.

Selain itu, mutiara ISSP juga memiliki karakter yang khas dan unik sehingga sulit dijiplak oleh produsen mutiara negara lain. Oleh karena itu, kagak heran kalau dari 100 persen perdagangan mutiara yang terjadi didunia, sekitar 70 persennya diantaranya merupakan Mutiara Asli Indonesia atau lebih dikenal dengan sebutan Indonesian South Sea Pearls (ISSP). Indonesia sendiri adalah negara penghasil mutiara laut selatan atau Indonesian South Sea Pearl terbesar didunia.

A photo posted by Indonesian Pearl Festival (@indonesianpearlfestival2016) on

Walau itu adalah suatu kebanggaan, namun sungguh disayangkan ternyata dibalik itu terungkap pula kalau beberapa mutiara laut selatan Indonesia (ISSP) yang dibawa keluar negeri kerap kali diadopsi dengan label atau brand lain, yang kemudian mengakibatkan asal muasal mutiara itu tidak teridentifikasi lagi.

Jika mutiara asal Indonesia diadopsi begitu saja tanpa diberi label Made in Indonesia maka akibatkanya akan memudarkan eksistensi Indonesian South Sea Pearls (ISSP) sebagai kebanggaan milik Indonesia. Selain itu, hal tersebut sedikit-banyak juga akan merugikan negara kita.

Terlepas dari hal itu, bagaimanapun juga dunia permutiaraan di Indonesia tergolong masih belum optimal. Maksudnya, jumlah orang yang melakukan "pembudidayaan mutiara" di Indonesia masih tergolong rendah. Padahal, kalau dilihat dari potensi yang ada, negara kita ini merupakan negara kepulauan terbesar didunia, yang artinya kita juga mempunyai garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Di sisi laut, kita juga memiliki sumber daya yang melimpah ruah, tidak melulu soal ikan, tapi juga mutiara laut selatan (ISSP) yang dikenal begitu berharga.

Walaupun Punya Potensi Alam yang Besar, Tapi Kenapa Permutiaraan Laut Selatan Belum Optimal?

Penyebab dari belum optimalnya dunia permutiaraan di Indonesia sendiri adalah lantaran kurangnya pemahaman dan pembelajaran mengenai mutiara itu sendiri. Memang hal ini sungguh sangat disayangkan, karena jika saja permutiaraan di Indonesia itu maju bukannya tidak mungkin hal itu juga akan menaikkan taraf perekonomian masyarakat Indonesia, khususnya yang tinggal di pesisir. Selain akan meningkatkan perekonomian, naiknya dunia permutiaraan Indonesia juga akan memberikan devisa bagi negara sehingga nantinya hal itu bisa digunakan untuk masalah pembangunan sarana dan prasarana negara agar lebih baik dan maju lagi.

Bagaimana Memajukan Permutiaraan Indonesia?

Memajukan permutiaraan di Indonesia itu memang tidak mudah. Hal itu mungkin karena masyarakat pesisir menilai kalau permutiaraan tidak praktis karena dalam pembudidayaannya membutuhkan proses dan waktu yang lama sehingga mereka pun lebih memilih untuk menjadi nelayan yang hasilnya bisa dihitung perhari (padahal keuntungan budidaya itu mutiara besar loh).

Menyadarkan masyarakat pesisir agar mau mengembangkan permutiaraan itu juga bukan perkara mudah. Karena kalau penyadaran hanya dengan pembicaraan saja belum cukup tanpa adanya bimbingan tentang bagaimana pengajaran budidaya mutiara. Lagi pula, pengajaran tentang pengetahuan mutiara itu sangat penting agar proses pembentukan mutiara itu berhasil dan memiliki kualitas yang tinggi.

Menurutku, ada baiknya jika pemerintah daerah pesisir ada yang mau melakukan sosialisasi disertai pembelajaran agar permutiaraan Indonesia jadi lebih maju.  Metode pembelajarannya pun bisa dilakukan dengan mengirimkan beberapa orang pembimbing ke daerah tertentu, memberikan buku panduan, atau bahkan dengan menyediakan website khusus yang berisi artikel dan video pembudidayaan budidaya mutiara.

Keuntungan Bila Budidaya Mutiara Indonesia Maju


Biarkan Mereka yang Menggunakan tapi Kita Yang Menikmati Hasilnya

Walaupun mutiara laut selatan atau ISSP adalah milik kita tapi kalau yang menggunakannya adalah orang asing maka biarkan saja, asalkan kita yang menggenggam hasilnya. Lagi pun, mutiara itu tidak akan habis selama ada masyarakat Indonesia yang mau membudidayakannya. Maka dari itu, sebagai warga negara Indonesia ada baiknya kita tumbuhkan rasa kepemilikan terhadap mutiara ISSP, baik dengan membudidayakannya ataupun mempromosikannya.

Kilau Mutiara Indonesian South Sea Pearl (sumber)
Berbicara mengenai promosi mutiara, pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ternyata sudah melakukan promosi terhadap mutiara Indonesia yaitu dengan mengadakan Indonesian Pearl Festival (6th Indonesian Pearl Festival 2016). Festival mutiara ini sebenarnya sudah pernah diadakan ditahun 2011 dan kali ini akan diadakan lagi di tanggal 9-13 November 2016 dengan tema The Magnificent Indonesian South Sea Pearl di Lippo Mall Kemang.


NB : Blog ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diadakan oleh KKP